BALI, KABARDAERAH.COM – Mau memperdalam skill pembuatan film? Di Bali kini sudah ada tempat yang tepat untuk mengasah talenta di bidang perfilman. Sebagai awal kegiatannya, pada 19-20 November 2022 bertempat di Auditorium kampus Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional (IPBI) telah diselenggarakan workshop perfilman dengan mendatangkan Mr. Peter Bannan – seorang ahli sinematografi dan Film Director yang berpengalaman dan Laura Bee seorang ahli di bidang film editing sebagai narasumber pada workshop tersebut. Peserta workshop yang dibagi menjadi 5 kelompok sangat antusias mengikuti sesi praktik yang dilakukan di seputaran halaman kampus yang asri ini.
Sebelumnya, pada tanggal 14 September 2022 bertempat di Kampus IPBI jalan Kecak No.11 Tonja Denpasar, telah ditanda tangani Memorandum of Understanding dan Memorandum of Agreement antara Dr.Drs.I Nyoman Gede Astina, M.Pd,CHT,CHA selalu Ketua Yayasan Dharma Widya Ulangun atas nama IPBI dengan Topaz Perez sebagai CEO dan pemilik PT. Asimetry Movie Studio untuk mendirikan Pusat Pelatihan Film Bali atau disebut juga sebagai Sekolah Film Bali.
Pendirian sekolah film ini dilatarbelakangi oleh masih kurangnya tenaga terampil di bidang perfilman di Indonesia. Sambil mengevaluasi pasar film Indonesia, Topaz menemukan beberapa hal yang menurutnya dia dapat mengatasi hal tersebut sesuai keterampilan yang dia miliki. Topaz mengatakan, bahwa sebenarnya ada yang istimewa pada generasi muda kita tentang bagaimana menyatukan pemikiran baru, membekali mereka dengan keterampilan baru, cara baru, ekspresi diri dan industri baru yang sebelumnya tidak dapat mereka akses atau tidak mereka sadari. Memberdayakan mereka dengan pengetahuan, jaringan serta pengalaman, itulah yang menjadi tujuan kami bermitra dengan IPBI untuk membuka Sekolah Film Bali yang terletak di kampus ternama di Denpasar Bali ini, tukasnya.
IPBI dan PT. Asimetry Film Studio menjalin kemitraan yang akan membawa seni pembuatan film dan pentingnya bisnis pariwisata melalui Sekolah Film Bali. Para siswa didorong untuk bekerja sama, dimana siswa akan mendapat tugas dan membuat konten sebagai mahasiswa IPBI. Seperti contoh membuat video tentang keterampilan memasak, iklan spa. Sehingga mahasiswa akan saling mengingat untuk pekerjaan di masa depan setelah lulus.
IPBI sendiri fokus pada industri pariwisata, khususnya dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang handal di bidang pariwisata. Kita tahu dan melihat kebutuhan akan hotel, restoran, dan mereka akan memiliki dokumentasi berupa foto dan video yang berkelas untuk mempromosikan usaha mereka.
Saat seni bertemu dengan bisnis bisa diartikan bahwa siswa akan belajar bagaimana mengekpresikan diri mereka melalui produk video sambil belajar bagaimana mendapatkan keuntungan dari ekspresi artistik mereka. Mereka akan mempelajari pembuatan film dan penulisan skenario Holywood dan menjelajahi bidang industri apa yang harus mereka kuasai serta sukai untuk mereka pelajari dalam dunia kerja pasca kelulusan.*** (Agatha)